403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID w6hzopqPjn_CjSubiSd4KoDhj9YyuhA0qcdHTubsMQA-E21kB5_ugA==
LichenDi Kawasan Hutan Lindung Gunung Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan. Semoga ilmu yang selama ini didapat di UIN Raden Intan Lampung bisa bermanfaat khususnya bagi peneliti sendiri dan umumnya bagi orang lain. Bandar Lampung, Oktober 2021 Penulis, Nani Nurul Paidah NPM.1711060212Gunung Rajabasa adalah gunung berapi dengan kerucut vulkanik yang terdapat di Selat Sunda di bagian tenggara dari Sumatra, terletak di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Memiliki puncak kawah dengan lebar 500x700 meter dengan bagian daratan berawa, gunung berapi diselimuti dengan berbagai vegetasi. Walaupun aktivitas fumarol terjadi di bagian kaki dan lereng gunung. Terjadi kenaikan aktivitas yang dilaporkan terjadi pada April 1863 dan Mei 1892 serta tidak diketahui kapan terjadi erupsi. Gunung Rajabasa kurang lebih berjarak 5 km dari Kota Kalianda ke arah selatan, terletak tidak jauh dari pantai sehingga gunung ini bisa terlihat dari laut pada penyeberangan Pelabuhan Merak - Pelabuhan Bakauheni. Dari sisi kehutanan, masuk wilayah kerja Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung KPHL Unit XIII Lampung. Atau UPTD KPH XIII Gunung Rajabasa – Way Pisang – Batu Serampok. Di bawah kendali Dinas Kehutanan Provinsi Lampung. Dilihat dari topografi, Gunung Rajabasa memiliki dataran rendah, dataran rendah pedalaman, perbukitan rendah, perbukitan dan perbukitan tinggi. Sedangkan lerengnya memiliki area datar, miring, curam dan sangat curam. PadaTahun 1968 Kabupaten Lampung Selatan diusulkan untuk dimekarkan menjadi 3 (tiga) Kabupaten yaitu : Kabupaten Rajabasa dengan Ibukota Kalianda sekarang Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Tanggamus dengan Ibukota Kota Agung yang terbentuk pada Tahun 1997 dan Kabupaten Pesawaran dengan Ibukota Gedong Tataan
BANDARLAMPUNG, KOMPAS.com. - Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan menyiapkan dana Rp 1,2 miliar untuk membenahi sejumlah infrastruktur di Pulau Sebesi guna mendukung pengembangan obyek wisata kawasan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda.. Bupati Lampung Selatan Rycko Menoza SZP, di Pulau Sebesi Kecamatan Rajabasa, Kamis
100% found this document useful 3 votes13K views4 pagesDescriptionDaftar Makam Bersejarah Di LampungCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 3 votes13K views4 pagesDaftar Makam Bersejarah Di LampungJump to Page You are on page 1of 4 You're Reading a Free Preview Page 3 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.SejarahBermukimnya Anak Abung Siwo Migo di Bandar Lampung dan Lampung Selatan. Wahid Priyono, S.Pd. 30 September 2021 720 views. Sejarah singkat masyarakat Abung Siwo Migo di Bandar Lampung dan Lampung Selatan yang disampaikan secara lisan yang rahasia turun-temurun. Seperti diketahui bahwa antara Banten dan Jakarta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi PVMBG mencatat ada enam erupsi selama Juni 2023 ini dari Gunung Anak Krakatau. Selama enam kali erupsi, ketinggian kolom abu gunung yang berada di perairan Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung itu bervariasi. Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau di Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan Andi Suardi mengungkapkan, PVMBG mencatat erupsi pertama kali pada Juni ini terjadi pada pukul WIB, 6 Juni 2023, dengan ketinggian kolam abu 500 meter. Tiga Kali Meletus, Gunung Anak Krakatau Semburkan Abu Vulkanik Mencapai Meter Gunung Anak Krakatau Kembali Erupsi Setinggi Meter Gunung Anak Krakatau Erupsi Jumat 9 Juni 2023, Kolom Abu Capai 3 Km Kemudian kembali lagi erupsi pada 8 Juni dan terjadi sebanyak dua kali yakni pukul WIB, dengan tinggi abu 500 meter dan WIB dengan tinggi kolom abu meter dari atas puncak Gunung Anak Krakatau. Kemudian terjadi lagi pada 9 Juni 2023, Gunung Anak Krakatau erupsi sebanyak dua kali dengan ketinggian kolam abu teramati setinggi 800 meter dan meter. "Erupsi pada 9 Juni itu terjadi pukul WIB, dengan kolam abu teramati 800 meter, dan kolam abu teramati berwarna kelabu, dan satu jam kemudian erupsi kembali pukul WIB, dengan kolom abu meter," kata Andi seperti dilansir Antara.
PesonaPantai Alau-Alau di Lampung Selatan, Eksotis dengan View Gunung Rajabasa. Siska Permata Sari · Rabu, 27 Juli 2022 - 16:50:00 WIB. Keindahan Pantai Alau-Alau di Lampung Selatan (Foto: Instagram @Instagram @ucok_silampung) JAKARTA, Pantai Alau-Alau di Lampung Selatan selalu menarik untuk dijelajahi.
ArticlePDF AvailableAbstract and FiguresThe sites of Benteng Saksi and Kuripan Saka are the center of settlement or the capital of Keratuan Darah Putih. The research was conducted in Kuripan Village, Penengahan District, South Lampung Regency. The research objective was to determine the factors causing the sites of Benteng Saksi and Kuripan Saka suitable for settlements. The method used is a field survey and interpretation of geological map data. The results of field observations and mapping showed that the areas of the sites of Benteng Saksi and Kuripan Saka were included in the morphological unit of undulating plains with an average height of 50 m above sea level consisting of tertiary-quaternary and alluvial volcanoclastic deposits. The rock lithology found was Breccia Rocks from the eruption of Rajabasa Volcano and Tufan Sandstones. Based on the analysis of basic physical aspects of the area such as the physical characteristics of the rocks, morphological conditions, availability of water sources, and disaster factors in the area of Benteng Saksi and Kuripan Saka sites, it does not indicate any problems in terms of the basic physical aspects of the area. Content may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. A preview of the PDF is not available ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Rusyanti Agel KramaIrwan SetiawidjayaThe Gulf is an area of water jutting inland and is often used as a port. In the 15th century — 17 M the Gulf of Semangka was passed by a sea-trading route before heading to Teluk Betung. However, this region is rarely mentioned in historical sources even though the ancient settlements have been found in the upstream of the Way Semangka since in the 10th century, so the absence of historical records in the downstream area or the gulf of Semangka becomes an important problem to solve. Through a descriptive reasoning method with geoarchaeological surveys and interviews, there were found 15 ancient settlements in the gulf of Semangka area as well as on a floodplain by leaving ceramic fragments from the 19 — 20 century. Results indicated that the settlement allegedly was built by the initial settlers of the Saibatin clan whose inhabiting the Gulf of Semangka through a short-haul river, and cross the ridge. The gap of settlement chronology between upstream and downstream is indicated due to the environmental vulnerability in this region as a result of its position on the active-control of Semangka fault. Keywords Ancient settlement, the gulf of Semangka, Tanggamus. AbstrakTeluk merupakan wilayah perairan yang menjorok ke daratan dan seringkali dimanfaatkan sebagai pelabuhan. Pada abad ke-15-17 M wilayah Teluk Semangka dilewati sebagai jalur perdagangan sebelum menuju Teluk Betung. Meskipun demikian, wilayah ini jarang sekali disebut dalam sumber sejarah, padahal permukiman kuno telah ada di bagian hulu Way Semangka sejak abad 10 M. Absennya catatan sejarah di wilayah hilir atau teluk Semangka menjadi masalah yanng menarik. Melalui metode penalaran deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui survei geoarkeologi dan wawancara, ditemukan 15 titik permukiman di kawasan Teluk Semangka dan sekaligus berada pada dataran limpahan banjir. Artefak yang ditemukan dominan berupa fragmen keramik abad ke19-20 M. Hasil penelitian mengindikasikan permukiman tersebut sebagai sebaran dari pemukim awal marga saibatin yang mendiami wilayah Teluk Semangka yang datang dari hulu di wilayah Liwa melalui sungai Semangka yang curam dengan jarak pendek, melintasi hutan dan punggung bukit. Jauhnya rentang kronologi permukiman antara hulu dan hilir diindikasi karena faktor kerentanan lingkungan akibat bencana karena lokasinya dipengaruhi oleh kontrol aktif sesar Semangka. Kata kunci Permukiman kuno, Teluk Semangka, TanggamusIda FaridaEndang RochmiatunNyimas Umi Kalsump class="MsoNormal" style="text-align justify;"> Artikel ini mengkaji tentang peran Sungai Musi dalam perkembangan peradaban Islam di Palembang yang dipengaruhi oleh Sungai Musi dan anak-anak sungainya. Kajian historis mengambil rentang waktu pada masa Kesultanan Palembang Darussalam sampai Hindia-Belanda. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Morfologi perkotaan Palembang mengikuti alur Sungai Musi mulai dari muara Sungai Ogan sampai ke muara Sungai Komering dengan bentuk seperti pita. Karena sangat ditentukan oleh sungai, maka ketika Islam berkembang di daerah ini membentuk peradaban sesuai dengan kondisi geografisnya. Pada masa Hindia-Belanda, beberapa warisan peradaban ini mengalami penyesuaian dengan kepentingan politik pembangunan. Morfologi Palembang berubah menjadi “kota daratan”. Meski belum sepenuhnya, ada upaya adaptasi dari masyarakat atas perubahan-perubahan itu. Morfologi kota berubah, dari waterfront menjadi waterback . Simbol-simbol Islam lokal mulai tergantikan dengan simbol-simbol kolonialis. Bahkan, arsitektur masjid dan keraton tidak luput dari unsur-unsur kolonialis. Kata Kunci Sungai Musi, peradaban Islam, Palembang.
. 53j3rthiyd.pages.dev/137 53j3rthiyd.pages.dev/186 53j3rthiyd.pages.dev/357 53j3rthiyd.pages.dev/256 53j3rthiyd.pages.dev/89 53j3rthiyd.pages.dev/133 53j3rthiyd.pages.dev/240 53j3rthiyd.pages.dev/267 53j3rthiyd.pages.dev/144